Suatu pagi di pertapaan Ujung Kulon Banten. Sinar matahari
yang cerah di sela dedaunan tidak mampu menyaput mendung di wajah Nyi Mas
Belimbing. Sudah seminggu ini Nyi mas terlihat murung. Hal ini membuat Resi
Rarata sang ayah bingung. Akhirnya karena penasaran, Resi Rarata pun bertanya:
"Nyi mas, apa yang mengganggu pikiranmu? Kenapa
akhir-akhir ini kamu tampak murung. Apakah ayah bisa membantu?"
Nyi mas belimbing hanya mendesah dan menundukkan kepalanya.
Tapi setelah sekian lama terdiam, akhirnya Nyi Mas menjawab:
"Ayah, apakah ayah percaya pada mimpi?"
"Ah ternyata mimpi yang mengganggu pikiranmu."
kata sang resi, "Tentu saja, kadang-kadang mimpi juga bisa merupakan
pertanda. Apakah mimpimu nak?"
"Aku bermimpi bertemu dengan seorang pemuda tampan dan
kami jatuh cinta. Dia bernama Sunan Gunung Jati dan berasal dari Cirebon,"
kata Nyi mas, "Ayah, bolehkah aku pergi menemuinya? Mungkin dia adalah jodoh
yang dipilihkan Tuhan untukku?"
Sang resi berpikir sebelum akhirnya berkata:
"Nyi mas, ayah mengerti perasaanmu. Tapi, tidak baik
seorang putri pergi menemui laki-laki," kata Resi, "Sabarlah dan
berdoalah! Jika dia memang jodohmu, kalian pasti akan dipertemukan."
Rupanya jawaban Resi Rarata tidak sesuai dengan harapan Nyi
mas Belimbing. Dia merasa kecewa, karena sang ayah tidak meluluskan
keinginannya. Tapi Nyi mas tidak berani membantah kata-kata ayah yang sangat
dicintainya itu. Maka dia pun berusaha melupakan impiannya.
Namun semakin berusaha melupakan, semakin kuat pula
keinginannya untuk pergi menemui Sunan Gunung Jati di Cirebon.
Hingga suatu pagi, Nyi mas Belimbing nekat pergi dari
pertapaan, meninggalkan sang resi yang masih tertidur lelap.
Sementara itu, kepergian Nyi mas belimbing juga membuat
resah Ki Pandan Alam yang sudah lama menaruh hati pada Nyi mas. Dia tidak rela
gadis pujaannya menjadi milik orang lain. Maka tanpa berpikir panjang Ki Pandan
Alam pun memutuskan untuk menyusul Nyi Mas Belimbing ke Cirebon.
Setelah menempuh setengah perjalanan, akhirnya Ki pandan
bisa menyusul Nyi mas Belimbing. Ki pandan mencoba membujuk Nyi Mas Belimbing
untuk mengurungkan niatnya yang tentu saja ditolak oleh Nyi Mas Belimbing. Ki
Pandan Alam yang marah mulai menggunakan kekerasan untuk memaksa Nyi Mas
Belimbing, namun Nyi Mas tetap menolak. Maka pertempuran pun tak terelakkan. Ki
Pandan Alam kalah.
Ki Pandan Alam yang malu dan marah atas kekalahannya,
mengadu kepada ayahnya, Sang Hyang Tenggulung.
"Ayah, kau harus menolongku untuk membalas kekalahanku
ini," pintanya.
Bersambung : Kisah Nyi Mas Belimbing Bagian 2
Kisah Nyi Mas Belimbing
4
/
5
Oleh
admin